Sabtu, 30 April 2016
laporan ikhtiologi perikanan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bidang dan Arah
2.2 Morfologi Ikan
2.3 Morfometrik dan Meristik Ikan
2.4 Identifikasi Ikan
2.5 Sistem Rangka dan Urat Daging
2.6 Sistem Pernafasan dan Perdedaran Darah
2.7 Sistem Pencernaan Makanan dan Sistem Syaraf
2.8 Sistem Urogenital
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat praktikum
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Prosedur Praktikum
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan merupakan binatang vertebrata yang berdarah dingin (poikiloterm), hidup di dalam lingkungan air, pergerakan dan keseimbangan tubuhnya terutama menggunakan sirip dan umumnya bernafas dengan insang. Setiap jenis ikan memiliki ciri-ciri taksonomi biologis dan ekologis yang spesifik meskipun ada beberapa kemiripan ikan yang merupakan objek dalam mata kuliah iktiologi, dalam mempelajarinya diperlukan pendekatan baik secara kasat mata (ekternal anatomy), bagian dalam tubuh (internal anatomy) dan organ tambahan yang dimiliki oleh beberapa jenis ikan.
Oleh sebab itu iktiologi sangat penting dipelajari karena kita bisa mengetahui semua aspek biologi ikan dari cara makan, bentuk tubuh ikan, jenis ikan, dan mengetahui klasifikasi ikan dengan cara mengidentifikasi ikan tersebut.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari laporan praktikum ini adalah
Mengetahui struktur morfologi bentuk luar tubuh ikan
Mengetahui ciri – ciri ikan dengan cara mengidentifikasi ikan tersebut, karena setiap ikan memiliki ciri – ciri yang berbeda
Mengetahui macam-macam sisik ikan dan jumlah dari jari-jari srip tersebut dari jari-jari lemah, keras dan lemah mengeras
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bidang dan Arah
Ridwan, Chaidir, Budjiono dan lesje, (2006) mengatakan terminology yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda yang diterapkan pada ikan atau hewan. Terminology yang sangat baik digunakan pada ikan adalah terminology “nimina anatomica” yang dipubliksdiksn oleh “world Association of veterinary Anatomists” sebab dapat menghindari kemungkinan terjadi kerancuan. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki cita rasa yang lezat dan kandungan protein yang tinggi sehingga banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, ikan ini juga dijadikan ikan hias karena bentuk dn gerakannya yang cukup menarik. Karena mempunyai nilai ekonomis sebagai ikan konsumsi dan ikan hias, sehingga diharapkan nantinya ikan ini bisa menjadi ikan yang menjanjikan keuntungan bagi pembudidayanya (Desrino, 2009).
Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil. Ikan dari genus Osteichilus ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor bercagak dua dan bentuknya simetris, mulutnya terletak didepan kepala dan menyerupai gelembung rehang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil daripada bagian depan.
(Aimeri, 2007). Dari bentuk tubuh dan sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini memijah pada musim penghujan.
2.2. Morfologi Ikan
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit (Djuhanda, 1985).
Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis ikannya . Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah:
1. Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
2. Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
3. Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet, dan sebagainya.
Bentuk tubuh atau morfologi ikan erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita lihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) ikan tersebut. Dengan melihat morfologi ikan maka kita akan dapat mengelompok-ngelompokan ikan/hewan air, dimana sistem atau caranya mengelompokan ikan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi ikan. Dengan demikian, maka sistematika atau taksonomi ini merupakan ilmu yang digunakan untuk mengklasifikasikan ikan/hewan air atau hewan lainnya (Rahardjo, 1985).
2.3. Morfometrik dan Meristik Ikan
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman (pH) air, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang sama namun ukuran mutlak di antara keduanya dapat saling berbeda.
Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods ). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Satuan ukuran yang digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di Indonesia, satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter (mm), tergantung kepada keinginan peneliti. Ukuran-ukuran ini disebut ukuran mutlak. Untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti, sebaiknya menggunakan jangka sorong (calipper ). Adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk memberikan ukuran bagian-bagian ikan dalam ukuran mutlak (misalnya cm) pada saat melakukan identifikasi. Ukuran yang digunakan untuk identifikasi hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Seekor ikan yang memiliki panjang total 25 cm dan panjang kepala 5 cm, maka perbandingan yang dinyatakan di dalam buku-buku identifikasi adalah panjang kepala sama dengan seperlima panjang total tubuhnya.
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan (counting methods ). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
2.4. Identifikasi Ikan
Ikan bisa dikelompokkan menurut atau berdasarkan jumlah dan variasi makanannya menjadi stenophagus, yaitu ikan yang memakan makanan yang sedikit jenisnya dan monophagus yaitu ikan yang hanya memakan satu jenis makanan saja ( Efendi, 1997 ).
Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri – ciri taksonomi individu yang beranekaragam dan memasukkannya dalam suatu takson. Identifikasi penting, artinya ditinjau dari segi ilmiah. Sebab seluruh pekerjaan berikutnya samgat tergantung dari hasilidentifikasi yang benar dari suatu spesies yang sedang diteliti ( Soewasono, 1960 ).
Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai petunjuk identifikasi. Langkah – langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai, maka diharuskan memilih alternatif yang kedua ( Saanin, 1984 ).
2.5. Sistem Rangka dan Urat Daging
Tulang-tulang penyusun rangka pada ikan dibagi menjadi 3 yaitu rangka Axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk.Tulang viscercal yang terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivat-derivatnya. Tulang apendicular yang terdiri dari sirip dan pelekat-pelekatnya (Manda et el,2009).
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan lingkungannya secara terus menerus (Rahardjo, dkk, 2011).
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.
Tulang-tulang penyusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka visceral terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari sirip dan perekat-perekatnya (Penuntun Praktikum Icthyology, 2011).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan ikan. Tengkorak ikan elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya. Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak yang tidak kompleks. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut (Penuntun Praktikum Icthyology, 2013).
Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional urat daging dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang di bawah rangsangan otak (voluntary) ialah urat daging jantung. Dari penempelnya juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu urat daging yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin dan urat daging jantung ( Hardanto, 1979).
Otot polos tidak memperlihatkan adanya garis-garis melintang dan terdapat pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis (Soewasono, 1960). Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos, otot serat lintang involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan otot serat lintang volunter (dipengaruhi oleh kehendak) ( Frandson, 1983).
Dari arah lateral pola miotom terdapat perbedaan setiap golongan ikan. Perbedaan ini disebabkan oleh karena adanya perbedaan susunan atau arsitekturnya. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil (Mahardono, 1979).
2.6. Sistem Pernafasan dan Peredaran Darah
Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yakni: (1) pertukaran udara melalui permukaan alat pernapasan, (2) difusi oksigen dan karbondioksida antara insang dan darah, (3) transpor oksigen dan karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel, dan (4) pengaturan pernapasan. Proses ini dapat berlangsung karena adanya perbedaan tekanan parsial gas (Fujaya, 2008).
Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.
Selain insang atau paru-paru, beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara, seperti insang tambahan yang dimiliki oleh ikan lele (claria sp.) bebentuk pohon di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga disebut arborescent organ, kulit yang dimiliki oleh ikan blodok (Periopthalmus dan Boleopthalmus) selain penutup insang yang berkembang berlipat-lipat dan bagian dalamnya terdapat banyak pembuluh darah. Ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan mampu bertahan hidup dalam kondisi hipoxia, bahkan anoxia (Soesono, 1983).
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung (cor) merupakan pusat pemompa darah, vena (pembuluh darah) pembawa darah ke jantung, arteri (pembawa darah dari jantung) dan kapiler yang menghubungkan arteri dengan vena. Pada sebahagian besar ikanjantung berada agak dibagian posterior insang. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pericardium. Ukuran jantung bervariasi pada setiap jenis ikan, jantung ikan terdri dari bagian sinus venusus, atrium (auricle), ventricle, conus ateriosus (Saktiyono, 1999).
Selain peredaran darah, terdapat juga peredaran getah bening. Yang merupakan peredaran terbuka, dimulai dari dalam jaringan dan berakhir pada pembuluh nalik(vena). Cairan ini berasal dari darah yang keluar melalui dinding kapiler kemudian ke ruang antar sel. Dan kemudian masuk ke pembuluh halus. Dari pembuluh limfa kecil, berkumpil ke pembuluh limfa yang besar dan berakhir masuk ke vena (Walker, 1988).
2.7. Sistem Pencernaan Makanan dan Sistem Syaraf
Digesti merupakan proses yang diperlukan dalam nutrisi heterotrofik seperti proses adsorbsi molekul-molekul besar karbohidrat, protein, dan lemak dari bagian-bagian sel. Jaringan yang dikonsumsi harus dipecah menjadi bagian-bagian yang kecil, seperti gula dan asam amino agar dapat diangkat melalui membran sel. Transfer molekul besar melalui membran,tetapi senyawa organik yang disintesis oleh suatu heterotrof sering kali tidak sama dengan senyawa yang dikonsumsi sebagai makanan. Oleh karena itu, sebelum didapatkan perakitan kembali diperlukan digesti (Villee et al, 1984).Pencernaan makanan adalah proses penyederhanaan makanan yang pada awalnya berupa molekul komplek menjadi molekul sederhana (Affandi, dkk, 2005).
Setiap jenis ikan mempunyai daya cerna yang berbeda pada nutrisi yang dikonsumsinya.Ikan salmon merupakan salah satu jenis ikan karnivora yang rendah terhadap karbohidrat. Energi yang diperoleh ikan salmon dari proses pencernaan terhadap karbohidrat hanya dapat dicerna sebanyak 140%, sedangkan ikan Catfish merupakan salah satu jenis ikan omnivora mempunyai kemampuan mencerna karbohidrat lebih tinggi dibandingkan ikan karnivora, yaitu 70% (Peureulak, 2009).
Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf periferi.Sistem saraf pusat terdiri otak dan medulla spinalis. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar (Renta, 2008).
Sistem saraf pada ikan dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem cerebrospinal dan sistem autonomik. Sistem cerebro spinal terdiri dari bagian pusat,mencakup otak dan spinal cord serta bagian perifer, meliputi syaraf spinal, syaraf cranial dan organ sensori (Manda et, al, 2011).
Menurut Manda et, al (2011) otak pada ikan terbungkus oleh kotak otak terletak di daerah kepala. Otak- otak berperan sebagai pelindung otak, karena otak merupakan organ yang lunak dan lembut. Otak yang terdapat dalam tengkorak kepala dibedakan menjadi cerebellum (otak kecil) dan cerebrum (otak besar).
Bagian-bagian otak ikan yaitu medulla spinalis (sumsum tulang belakang), medula oblongata, cerebellum (otak kecil), mesecephalon ( lobusopticus) sebagai tonjolan yang bulat, epiphyse (kelenjar), cerebrum di depannyaterdapat lobusol foktorices yang memberi syaraf ke hidung yaitu nevusolfaktorious (Surahdi, 2011).
2.8. Sistem Urogenital
Organ utama dari sistem pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme adalahginjal (ren), tetapi ada juga pembuangan sisa-sisa metabolisme melalui usus dan kulit. Pembuangan sisa-sisa metabolisme terutama melalui insang dan ginjal.Bahan yang dibuang tersebut sebagian besar berbentuk ammoniak (NH3)dan yang lainnya dalam bentuk urine. Ammoniak merupakan hasil sisa daripenguraian asam amino dan bersifat sangat toksik. Toksisitas NH3 ini dapatdikurangi dengan cara merubahnya menjadi persenyawaan lain seperti urea,asam urat, atau trimetil oksida (TMO), atau dengan pengenceran dalam air yang cukup. Organ-organ yang termasuk ke dalam sistem uropoetica adalah ginjal (ren), ureter, kantung urine, dan uretra.
Ginjal pada ikan terdapat sepasang, berwarna merah kehitaman. Ginjal terletak di luar ruang peritoneum, menempel di bawah tulang punggung memanjang dari dekat anus ke arah depan hingga ujung rongga perut, bentuknya tidak jelas. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan ammonia dan persenyawaan-persenyawaannya yang non-toksik.
Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan sistem kelamin jantan. Sistem kelamin ikan bertulang sejati pada betina disusun oleh ovarium dan saluran telur. Ovarium umumnya ada dua buah. Ovarium tampak seperti agar-agar yang jernih dan terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat penggantung padaovarium disebut mesovarium. Saluran telur (oviduct) merupakan saluran tempat lewatnya ovum. Saluran telur sangat pendek dan bersatu pada bagian belakangnya untuk selanjutnya bermuara pada porus genitalia.
Sistem kelamin padaikan jantan disusun oleh Testis,vasa deferensia dan lubang genital.Testis, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk testes agak kompak dan berwarna putih. Di dalam testes dihasilkan spermatozoa. Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis. Bentuk spermatozoa bermacam-macam tergantung kepada spesies ikan. Alat penggantung testes disebut mesorchium. Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada bagian belakangnya membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah luar, terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus. Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar dan tempat pelepasan sperma. (Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu : Pukul 10.00 S/d Selesai
Tempat : Laboratorium BDP Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Asahan
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Praktikum I ( Bidang dan Arah & Morfologi ikan )
Alat
Nampan : Digunakan untuk meletakkan ikan
Timbangan : Digunakan untuk menimbang bobot ikan
Rol : Digunakan untuk mengukur panjang ikan
Pensil : Digunakan untuk menggambar ikan
Kertas gambar : Digunakan untuk menggambar ikan
Bahan
Ikan tongkol ( Euthynnus pelamis )
3.2.2. Praktikum II ( Morfometrik dan Meristik & Identifikasi Ikan )
Alat
Buku identifikasi taksonomi dan kunci identifikasi ikan karangan saanin : Digunakan untuk melihat identifikasi ikan
Nampan : Digunakan untuk meletakkan ikan
Timbangan : Digunakan untuk menimbang bobot ikan
Rol : Digunakan untuk mengukur panjang ikan
Pensil : Digunakan untuk menggambar ikan
Kertas gambar : Digunakan untuk menggambar ikan
Bahan
Ikan gabus ( Channa striata )
3.2.3. Praktikum III (Sistem Pernafasan dan Sistem Peredaran darah & Sistem Pencernaan Makanan dan Sistem Syaraf )
Alat
Nampan : Digunakan untuk meletakkan ikan
Gunting bedah : Digunakan untuk membedah ikan
Pinset : Digunakan untuk sebagai penjepit
Pisau : Digunakan untuk memotong ikan
Timbangan : Digunakan untuk menimbang bobot ikan
Rol : Digunakan untuk mengukur panjang ikan
Pensil : Digunakan untuk menggambar ikan
Kertas gambar : Digunakan untuk menggambar ikan
Bahan
Ikan cencaru ( Megalaspis cordyla )
3.2.4. Praktikum IV ( Sistem Rangka dan Urat Daging & Sistem Urogenital )
Alat
Nampan : Digunakan untuk meletakkan ikan
Gunting bedah : Digunakan untuk membedah ikan
Pinset : Digunakan untuk sebagai penjepit
Pisau : Digunakan untuk memotong ikan
Timbangan : Digunakan untuk menimbang bobot ikan
Rol : Digunakan untuk mengukur panjang ikan
Pensil : Digunakan untuk menggambar ikan
Kertas gambar : Digunakan untuk menggambar ikan
Bahan
Rangka ikan kembung ( Rastreliger barachysoma )
Ikan nila ( Oreochromis niloticus )
3.3. Prosedur Praktikum
3.3.1. Praktikum I ( Bidang dan Arah & Morfologi ikan )
Mengambar ikan yang terletak diatas nampan, kemudian amati ikan tersebut.
Menimbang berat dan mengukur panjang total ikan
Mengamati bidang sagital, transversal, dan frontal pada ikan serta mengukur panjang total (TL), panjang baku (SL).
Menggambar dan menyebutkan jenis dan bentuk sirip ikan yang diamati dan menghitung jari-jari sirip.
Menggambar dan menyebutkan jenis dan bentuk sirip ekor yang diamati.
Menggambar dan menyebutkan bentuk sisik ikan yang diamati.
Mengamati bentuk linea lateralis ikan yang diamati.
Mengamati dan menggambar serta menyebutkan bentuk mulut ikan yang diamati.
Mengamati, menggambar, dan menyebutkan tanda-tanda khusus pada ikan tersebut.
3.3.2. Praktikum II (Morfometrik dan Meristik & Identifikasi Ikan )
Menggambar ikan yang terletak diatas nampan
Menimbang berat dan mengukur panjang total ikan
Menyiapkan buku identifikasi taksonomi dan kunci identifikasi ikan karangan Saanin
Membuat deskripsi morfologi serta mengamati hasil pengukuran bagian-bagian tubuh ikan dan membandingkannya dengan kunci identifikasi, antara lain :
Susunan, jenis, dan rumus sirip.
Jenis sisik dan penghitungan sisik.
Tipe ekor.
Bentuk mulut.
Perbandingan antar bagian tubuh ikan.
Bentuk dan jumlah filament insang.
Tanda-tanda khusus seperti sungut, fin let, lateral keel, dll
Mengukur ikan yang meliputi panjang total, panjang baku, panjang kepala, panjang didepan sirip dorsal, panjang batang ekor, panjang hidung, panjang ruang antar mata, panjang kepala dibelakang mata, panjang kepala didepan mata, panjang antara mata dan preoperculum, panjang rahang atas, panjang rahang bawah, panjang dasar sirip dorsal, panjang dasar jari-jari keras sirip dorsal, panjang dasar jari-jari lemah sirp dorsal, panjang dasr sirip anal, panjang jari-jari keras sirip anal, panjang jari-jari lemah sirip anal, panjang sirip pectoral, panjang sirip ventral, tinggi dibawah mata, tinggi badan, dan tinggi batang ekor.
Menghitung jumlah jari-jari sirip yang terdiri dari jari – jari lemah, jari – jari lemah mengeras dan jari – jari keras
Menghitung jumlah sisik yang terdapat pada garis rusuk, diatas garis rusuk, dibawah garis rusuk, dimuka sirp dorsal, pada pipi, sekeliling badan dan sisik pada sekeliling ekor.
3.3.3. Praktikum III (Sistem Pernafasan dan Sistem Peredaran darah &
Sistem Pencernaan Makan dan Sistem Syaraf )
Mengambar ikan yang telah diletakkan diatas nampan.
Menimbang berat dan mengukur panjang total ikan.
Membedah ikan dibagian insang dan mengambil satu lembar/helai insang
Menggambar insang tersebut dan menuliskan bagian-bagiannya.
Membedah ikan pada bagian abdomen, mengamati organ pencernaannya serta menunjukkan bagian-bagian organ tersebut.
Menggambarkan ikan yang dalam kondisi dibedah/terbuka tersebut
Mengamati warna usus, panjang usus, letak hati, ginjal, limpah, jantung dan empedu.
Mengamati ikan tersebut apakah memiliki alat pernafasan tambahan, menentukan namanya, letaknya dan warnanya tersebut.
Menentukan letak jantung, warna jantng tersebut dan menuliskan bagian-bagiannya.
3.3.4. Praktikum IV ( Sistem Rangka dan Urat Daging & Sistem
Urogenital )
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Praktikum I ( Bidang dan Arah & Morfologi ikan )
Bidang dan Arah
Morfologi Ikan
4.1.2. Praktikum II (Morfometrik dan Meristik & Identifikasi Ikan )
Morfometrik dan Meristik ikan
Identifikasi ikan
4.1.3. Praktikum III (Sistem Pernafasan dan Sistem Peredaran darah &
Sistem Pencernaan Makanan dan Sistem Syaraf )
System Pernafasan dan Sistem Peredaran Darah
Sistem Pencernaan Makanan dan Sistem Syaraf
4.1.4. Praktikum IV (Sistem Rangka dan Urat Daging & Sistem Urogenital )
Sistem Rangka dan Urat Daging
Sistem Urogenital
ikhtiologi
4.2. Pembahasan
4.2.1. Praktikum I ( Bidang dan Arah & Morfologi Ikan )
Ikan tongkol adalah sejenis ikan laut dari suku Scombridae. Terutama menjelajah di perairan dangkal dekat pesisir di kawasan Indo-Pasifik Barat, tongkol merupakan salah satu jenis ikan tangkapan yang penting bagi nelayan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kawakawa, little tuna, mackerel tuna, atau false albacore. Ukuran asli ikan tongkol cukup besar, bisa mencapai 1 meter dengan berat 13,6 kg. Rata-rata, ikan ini berukuran sepanjang 50-60 cm (Auzi, 2008). Ikan Tongkol memiliki kulit yang licin berwarna abu-abu, dagingnya tebal, dan warna dagingnya merah tua (Bahar, 2004).
Berikut klasifikasi ilmiah dari ikan tongkol :
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus pelamis
Langganan:
Postingan (Atom)